Sabtu (17/6),
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur an. Momen tersebut
dimanfaatkan dengan baik oleh Mahasiswa STMIK Pringsewu menggelar acara
Buka, Tarawih, Sahur dan Sholat Subuh Berjama’ah (Butarsabu).
Kegiatan
Buka, Tarawih, Sahur dan Sholat Subuh Berjama’ah (Butarsabu) Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Pringsewu sudah
menjadi agenda tahunan Mahasiswa STMIK Pringsewu. Kegiatan tersebut
berlangsung di halaman kampus STMIK Pringsewu, ucap Rahmat Hidayat
(Ketua Panitia).
Kegiatan butarsabu tersebut di
hadiri Ketua STMIK Pringsewu (Hj. Rita Irviani, M.M), Wakil Ketua I (E.
Yunaeti A, M.T.I), Wakil Ketua III (Nur Aminudin, M.T.I), Ketua LPPM (M.
Muslihudin, M.T.I), Ka. Perpustakaan (Dra. Tri Yuli Astuti), Ka. SDM
(Dedi Irawan, M.E.Sy), Kaprodi Sistem Informasi (Tri Susilowati, M.T.I),
Kaprodi Manajemen Informatika (Oktafianto, M.T.I), Bapak/Ibu Dosen
STMIK, 200 mahasiswa STMIK Pringsewu, santri pondok pesantren Baitul
Qur’an, anak-anak panti asuhan, serta undangan.
Kegiatan
butarsabu tersebut dibuka oleh Wakil Ketua III STMIK Pringsewu (Nur
Aminudin, M.T.I) Bidang Kemahasiswaan. Dalam Sambutannya beliau
mengatakan, kegiatan ini sebagai momen untuk muhasabah, menyambung tali
silaturahmi, karena perkara menjalin silaturahmi ini sangat penting bagi
umat muslim, coba kita perhatikan :
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul SAW pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab :
تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ
“Sembahlah
Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat,
tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan
kerabat).” (HR. Bukhari)
Hadist yang lain :Dari Abu Bakroh, Rasul SAW bersabda :
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak
ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para
pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di
akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus
silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat)” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda :لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
”Seorang
yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan
seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung
silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi
setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari)
Jadi
marilah mengenai acara BUTARSABU tersebut dengan niat ikhlas untuk
menjalin silaturahmi, ini juga memiliki manfaat bukan hanya bagi peserta
butarsabu namun juga bermanfaat bagi orang lain, untuk membuka jalan
dalam berlomba-lomba dalam kebaikan dengan kegiatan ibadah, dengan
demikian, kegiatan ini sangatlah bermanfaat dan diharapkan untuk bisa
terus eksis. Alangkah lebih baiknya apabila butarsabu di bulan suci
Ramadhan ini juga ditingkatkan kwalitasnya, ucapnya. Dengan di Aminin
para peserta butarsabu.
Salah satu akhlak mulia
itu adalah menyantuni anak yatim. Sesungguhnya, anak yatim adalah
manusia yang paling membutuhkan pertolongan dan kasih sayang. Karena ia
adalah anak yang kehilangan ayahnya pada saat ia sangat membutuhkannya.
Ia membutuhkan pertolongan dan kasih sayang kita, karena ia tidak
mungkin mendapatkan kasih sayang ayahnya yang telah tiada.
Jika
anda melihat seseorang yang penyayang kepada anak-anak yatim dan
menyantuni mereka, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang yang berbudi
dan berakhlak mulia.
Suatu ketika Saib bin Abdulloh rodhiyallohu ‘anhu datang kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, maka Nabi
Sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya :ياَ سَائِبُ انْظُرْ أَخْلاَقَكَ الَّتِيْ كُنْتَ تَصْنَعُهَا فِيْ الجْاَهِلِيَّةِ فَاجْعَلْهَا فِيْ اْلإِسْلاَمِ. أَقْرِ الضَّيْفَ و أَكْرِمِ الْيَتِيْمَ وَ أَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ
“Wahai
Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih
dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah
tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” (HR.Ahmad dan Abu Dawud, Shohih Abu Dawud, Al-Albani : 4836)
Dalam
hal tersebut, Ketua STMIK Pringsewu HJ. Rita Irviani, M.M memberikan
santunan anak yatim piatu yang merupakan sarana untuk melunakkan hati
dan mengupayakan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan. Sebab, orang yang
mengasihi anak yatim piatu telah memposisikan diri naluriyah memiliki
karakter sayang dan mengasihi anak-anaknya.
Adapun orang yang mengasihi anak yatim piatu memiki satu sifat lain, yaitu mengasihi anak yang bukan anak kandungnya.
Sebelum
kegiatan inti dari butarsabu tersebut, di isi penampilan Hadroh dari
pondok pesantren Baitul Qur’an asuhan Abdul Hamid, M.Pd.I Al-Hafiz,
pondok tersebut merupakan salah satu milik Dr. H. Fauzi, S.E., M.Kom.,
Akt., CA.(*na)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar